Siapa yang belum tahu buku ke 27
Fira Basuki? Kali ini aku akan mengulas buku ciamik yang berjudul Cerita DiBalik Noda ini. Buku Cerita diBalik Noda ini adalah sebiah buku yang berisi kumpulan 42 cerita pendek inspirasi jiwa,
38 diantaranya adalah kisah dari ibu Indonesia yang yang diseleksi dari event lomba
menulis dengan tema Cerita Di Balik Noda yang diadakan oleh Rinso dan ditulis
ulang oleh Fira Basuki dengan gaya bahasanya yang khas dan ringan. Dan empat
cerita yang lain adalah inspirasi dari pengalaman pribadi Fira sendiri. Semua
kisah ini sendiri menghadirkan kisah tentang noda dan “noda”.
Cerita yang
dikemas ringan dan mudah dipahami oleh pembacanyal. Di dalam buku ini di
ceritakan bagaimana pergulatan kehidupan tumbuh kembang anak yang selalu
bersinggungan dengan noda. Baik noda dalam artian yang sebenarnya yaitu kotor
karena berbagai sebab seperti lumpur, debu, tinta dan sebagainya. Dan “noda”
dalam artian perasaan atau pikiran negatif yang juga salah satu penghambat
tumbuh kembang seorang anak.
Dari buku ini
aku jadi lebih yakin lagi dengan pola pengajaran yang ku berikan untuk anakku
selama ini. Dimana bahwa tidak ada yang perlu dikwatirkan dari noda yang
digumuli oleh anak kita dalam kesehariannya. Karena dengan mudah akan bisa
dibersihkan. Karena dari situ seorang anak bisa belajar dan tahu serta peduli
pada lingkungannya. Dari noda seorang anak bisa belajar berjuta kreatifitas
yang mampu meransang kepekaan pikirannya dan kualitas emosionalnya. Membuatnya jadi
seorang anak yang lebih peduli pada sekelilingnya. Memberinya imajinasi yang
luas akan sebuah kehidupan.
Salah satu
contohnya adalah saat dia ulang tahun aku lebih memilih membuat kue sendiri
untuknya. Dan dengan rasa penasarannya yang tinggi maka jangan harap anak
perempuanku yang hampir berusia 4 tahun ini tinggal diam saja menonton. Dengan segala
tingkahnya dia akan ikut “mengganggu” semua kegiatanku hingga membuat kotor
seluruh dapur dan tubuhnya sendiri. Bajunya dan seluruh tubuh akan terkena
tumpahan pewarna makanan yang ku gunakan untuk menghias kue tart ulang tahunnya.
Tapi sesaat kenudian dia akan berkata “mama, ini seperti tante-tante yang masak
di TV ya?” dan aku senang mendengar celotehnya itu. Menandakan dia sudah
memiliki imanjinasi yang tinggi.
Dan dari buku
ini, aku jadi tahu bahwa bukan hanya seorang anak yang bisa belajar tumbuh
kembang dengan penuh pembelajaran, tapi juga orang tua pun bisa belajar dar
seorang anak. Betapa seorang anak adalah sumber ilmu, sumber inspirasi pula bagi
para orang tua.
Dari noda kotor
yang digeluti seorang anak saat beraktifitas, terkadang terkandung pesan
mendalam bagi orang di sekelilingnya. Aku jadi ingat ponakanku Vandy yang sekarang duduk di kelas 4 SD. Ayahnya adalah
kakakku. Pernah satu kali pulang bermain badannya kotor. Katanya main bola di
tanah kosong di sekitar perumahan tempat tinggal kakakku yang kondisi tanahnya
becek karena habis hujan. Dia pulang sambil ngomel. Vandy memang teergolong
galak dan suka ngomel. Melihatnya dalam kondisi kotor langsung oleh mamanya
disuruh mandi. Sambil mandi dia cerita “ma, tadi Redi dimarahi mamanya
gara-gara main bola sampai kotor semua
bajunya. Vandy juga diomeli disuruh pulang berhenti main bola. Padahal kalau
kotor tinggal mandi aja kan ma, banyak air dan sabun buat mandi sama nyuci baju”
celotehnya. Aku dan kakak iparku ngakak mendengar omelannya. Betapa dia
sebenarnya sudah tahu, bahwa kotor itu bukan masalah berat untuk ditakuti.
Dari buku ini
sendiri aku sangat suka cerita yang berjudul Sarung Ayah halaman 55. Menurut
Fira saat peluncuran bukunya, cerita ini terinspirasi dari kisah pribadinya
saat suaminya tercinta meninggal tahun lalu. Betaapa dia sangat sedih dan
selalu berfikir betapa enak jadi anak kecil seperti anaknya yang seolah tidak
pernah merasakan kesedihan karena kehlangan. Tapi ternyata akhirnya dia tahu
bahwa pikrannya salah. Betapa hatinya dipenuhi “noda” prasangka yang tidak
benar. Yaitu saat melihat anaknya selalu memainkan sarung favorit ayahnya hingga
kotor dan bau. Hanya untuk menutupi rasa kangennya pada ayahnya yang telah
tiada. Sarung kotor dan bau yang dipakai anaknya telah menyadarkannya.
Jadi aku
merasaisi buku ini benar-benar mengajarkan padaku, bahwa Berani Kotor itu Baik. Tidak ada yang harus dikwatirkan dari kotoran dan noda karena
membersihkannya itu sangat mudah. Justru dari kotor dan noda sangat banyak
pembelajaran yang bisa diambil. Baik untuk tumbuh kembang anak maupun untuk untuk
orang tua dalam menerapkan pendidikan yang baik untuk anaknya yang akan
menuntun si anak pada masa depan yang cemerlang.
yeayyy aku yg ppertama komenttt :)
BalasHapuskeren2 repiuwnyaa
Pertamax mak..hehe, tapi yang lain juga keren2 mak :D
Hapussaya yang keduaa, dapat hadiah nih :D
BalasHapus*becandaa
wah Mak penggemar Fira ya? Sampe tahu ini buku ke berapa
hadir dilaunchingnya mak hehe..tapi aku baca sih sebagian novel dia :)
Hapussemoga nyangkut....betapa riviu ini menyentuh sekali....betapa banyak kata betapa :P...hihihi :)
BalasHapusbegitulah mak kalo nulisnya mefet DL hihihi.....jadi banyak kata yg ga terkontrol :P
HapusVandy yang cerdas .. kan tinggal mandi dan cuci aja ya .. :)
BalasHapus*Tapi yang nyuci siapa Vandy? - kalo saya nanya balik begini ke anak saya soale saya n=yang nyuci sendiri :D*
Gutlak ya mak :)
hihihihi....dia pasti akan punya seribu jawaban yang super pintar tapi #nyelekit lagi mak :)
HapusHihihi, jadi keder, pada bagus-banget reviewnya..moga beruntung Mak
BalasHapussama-sama mak, semoga beruntung juga :)
HapusReviewnya keren ah! Bakalan masuk nominasi nih kayaknya deh. Sukses ya, Mak. :)
BalasHapusaduh mak Alaika...makasih sudah mampir, inimah tim hore biar banyak pesertanya :)
BalasHapus