Meski Anak Cewek, Tetap Nggak Mau Ketinggalan :D |
Waa…sudah pada tahukan bahwa hampir seluruh masyarakat dunia sedang mengalami euphoria Piala Dunia yang akan hadir beberapa bulan lagi. Pesta sepak Bola Dunia yang dihelat 4 tahun sekali dan tahun ini akan berlagsung di Brazil.
Yoo…sepakbola adalah cabang
olahraga semilyar umat, bukan sejuta lagi tapi bermilyar umat di dunia. Bahkan
Negara yang dalam hubungan diplomatiknya bermusuhan, saat dilapangan hijau
mereka tetap mengusung visi yang sama, sportifitas dan semangat bertanding
untuk menang. Begitu juga yang terjadi dengan keluarga kecil saya.
Hem…bukan hal aneh kan perempuan
suka bola? Hihihi…Saya dan suami sama-sama penyuka bola meski beda aliran.
Kalau suami suka permainannya, kalau saya suka visual pemainnya yang kece-kece.
Mulai pemain lokal sampai pemain asing hingga pelatihnya tak luput dari
komentar aliran “ngawur” saya. Dan kalau sedang nonton berdua pasti “perang
komentar”. Ya iyalah, suami komentarnya “ayo…kiri, kanan, oper…oper”, la kalau
saya “Wah, kok penampilan Timnas U-19 berubah ya. Rambutnya pada cepak semua
setelah pulang umroh. Tambah keren deh mereka”.
Begitu juga kalau sedang nonton
sepakbola Luar Negeri, juga selalu perang komentar “Ini Chelsea sejak Mourinho
kembali, permainannya jadi tambah garang” ucap suami. La kalau komentar saya?
“Aih…si Mourinho ini meski sudah tua tapi tetap kharismatik dan keren” Yah, apa
boleh buat. Harap maklum. Dan beruntung sekali suami tidak pernah protes,
paling cuma ngedumel pelan :D
Tapi meski berbeda aliran, kumpul
bareng saat menonton siaran sepak bola, kami tetap punya persamaan kok.
Yiha…sama-sama tukang geledah kotak snack untuk “teman” menonton. Tahu
sendirikan perbedaan waktu terkadang membuat jam tayang siaran sepakbola bisa
larut malam hingga menjelang subuh. Dan apa yang terjadi pada saat mata masih
melek di waktu-waktu ini? Ya pasti mulut asem, perut lapar. Makan? Hem…meski
lapar, pada malam hingga dini hari itu bukan waktu yang nikmat mengunyah
makanan berat.
Nah, inilah persamaan yang
menyatukan saya dan suami di depan TV sambil menonton 22 pemain berlarian
berebut satu biji bola. Biasanya kalau ada jadwal pertandingan akan tayang di
TV, pulang kerja sudah langsung nenteng kresek berisi snack. Suami saya ini
selera makannya sangat Indonesia, baik makanan utama hingga snack dan
kesukaannya ini menular ke saya pastinya. Cemilan Indonesia seperti
gorengan dan snack berupa keripik dan sebangsanya adalah favoritnya. Makan
belum bisa dibilang makan kalau belum makan nasi. Makan belum lengkap kalau
tidak pakai kerupuk dan gorengan. Dan ngemil akan kurang sedap kalau tanpa snack khas Indonesia, keripik. Jadi bisa di
tebak isi kreseknya apa, antara kerpik singkong, keripik tempe, keripik pisang
atau keripik Ubi.
Mengolah sendiri? Aduh, saya
bukan orang yang ahli berlama-lama di dapur. Jadi kalau lagi punya bahan
makanan Ubi-ubian atau pisang titipan dari kampung atau lagi iseng beli
sendiri, pasti cuma dikukus. Paling simple, praktis dan cepat.
Setiap suami protes ”Coba bikin
keripik kek, jangan dikukus melulu” jawaban juga simple “Yailah Yah, beli saja
sana. Kalau bukan orang-orang seperti kita yang beli, kasian abang keripik itu”
harap maklum ya, padahal aslinya keahlian memasak saya sangat di bawah
rata-rata :D
Nah, beberapa tahun belakangan
ada jenis ubi yang mulai populer di kalangan pecinta kuliner Indonesia yaitu ubi
ungu. Yang menurut para ahli salah satu ubi khas Indonesia yang memiliki
kandungan yang sangat baik untuk kesehatan. Saya sendiri pertama kali tahu
beberapa tahun lalu saat mudik Bude menyediakan keripik Ubi Ungu di
rumahnya. Ternyata rasanya sangat nikmat, renyah dan khas sekali. Menurut Bude,
Ubi ungu itu berbeda dengan Ubi lainnya, seperti ubi putih dan kuning. Ubi ungu
lebih empuk dan memiliki rasa yang khas. Dan yang dibilang Bude memang benar.
Saat balik ke Jakarta kami di bekali satu kaleng biskuit keripik ubi ungu made
in Bude dan setengah kardus kecil ubi ung. Tapi bisa ditebak setelah sampai
Jakarta, itu Ubi berakhir di penguskusan dapur saya dan saat sambil mengunyah
sudah pasti suami sambil mengeluarkan protes “Dikukus lagi!!!” hihihi…:D
Ternyata sejak itu suami suka
dengan keripik Ubi Ungu. Tapi ternyata masih susah mencari keripik Ubi
Ungu di Jakarta, kalau olahan dalam bentuk Bolu Kukus Ubi Ungu atau Puding
Ubi Ungu malah banyak. Khusus keripik tidak semua tempat ada menjualnya,
terkadang harus jalan dulu ke Super Market besar yang menyediakan rak khusus
oleh-oleh khas Cemilan Indonesia, ada yang jual dekat rumah tapi kwalitas rasa
dan kemasannya benar-benar “tidak menimbulkan rasa ingin membelinya kembali”.
Masa iya setiap pengen harus
jalan ke Super Market dulu, mana jauh lagi. Terkadang kalau ada keponakan atau
saudara yang pulang kampung kami selalu titip.
Pengennya ada keripik Ubi Ungu yang ready setiap saat dan waktu
saat kami ingin beli. Seperti saat suami pulang kerja tengah malam bisa
langsung mampir beli. Dan pulang ke rumah sambil nenteng kresek berisi snack
untuk logistik nonton bola tentu akan bikin ngumpul jadi seru.
Eh tapi ternyata sebentar lagi
keinginan saya dan suami untuk bisa menikmati keripik ubi ungu dengan segala
kemudahan bakal terpenuhi lo. Karena Qtela Snack mengeluarkan Varianrasa baru yaitu Qtela Ubi ungu. Dan keberuntungan kedua kalinya,
kami berkesempatan mencicipinya.
Dan setelah menikmatinya, menurut
saya yang diamini oleh Paduka Suami bahwa rasanya sangat pas dengan yang diolah
Bude, dari renyahnya, rasa manisnya dan yang pasti membuat ketagihan. Selain
ketagihan saat menikmati Qtela Ubu Ungu jadi ingat Bude dan akhirnya rindu kampung halaman :D
Dan kalau kata keponakan yang
suka nimbrung nonton sepak bola bareng terutama kalau melihat banyaknya
logistik teman menonton “Ini yummy-yummy baru kita”. Kalau satu keluarga
hobi ngemil, hobi komentar dan kumpul bareng nonton bola maka pagi tinggal
bungkusnya saja yang tersisa. Dan tidak hanya disukai orang dewasa, tapi juga
anak-anak. Putri saya ikut rebutan. Memang Qtela Snack Ubi Ungu cemilan
khas Indonesia yang cocok untuk dihadirkan di tengah keriuhan keluarga
Indonesia. Kemasannya yang menarik juga memudahkan.
Jadi, para pecinta bola yang
bersiap ikut euphoria Piala Dunia, sudah mempersiapkan apa untuk menyambutnya?
Saya sudah siap dengan sejuta komentar aliran “ngawur” ditemani kriuknya QtelaUbi Ungu, mau gabung? Yukkk…ditunggu!
wkwkwkwkwkkw...kok sama,saya juga suka visualnya smbil komen sambil ngemil hahaha...sukannya yg kripik tempe,ubi ungu belum nyoba,,,nyoba ah ntar :D
BalasHapusHihihi...tos dulu msk, memsng ya emak2 sukanya yg kece2 :v
HapusDan mari nyetok untuk PD nanti <3
Aku paling ga suka sama tim yang ganteng-ganteng dari Italiano. Abis suka maen defends, garing, bikin ngantuk hihihi.
BalasHapusKayaknya Pildun nanti kudu mindahin jam ngemil dari siang ke malem, ya. Biar ga melar hihihi... Aku jagoin Brazil sebagai tuah rumah. Penginnya sih Inggris maen di final, secara di sana ada abang Stevie G yang charming dan kharismatik hihi...
Dooohh, ada lagi ni temennya, suka yang kece2 hihihi....tosa dulu, tapi jangan lupa sukai yang renyah dan kriuk juga mak :D
Hapusqtela...saya suka snack yg satu ini......kalo ubi ungu saya lebih suka yg original....karena bisa dijadikan obat....
BalasHapuskeep happy bloggging always...salam dari Makassar :-)
Iya, saya juga pernah baca manfaat lain ubi ungu sebagai obat, eh tapi kripiknya enak lo :D
HapusKalau Ibunya Alisha disuruh goreng kripik, seru juga keknya. Keringetan sndri di dapur. :P
BalasHapusHust...ojo kenceng2, isin hihihi...kan lebih enak yang cepet, stater motor ke minimart :v :v
Hapusbiasanya saya nonton piala dunia kalo pas udah final hahaha...
BalasHapusKripik singkong, kripik tempe nya saya suka, tapi kripik ubi ungu saya belum coba :)
Yuk...dicobain mak, dijamin deh rasanya, Trus buat temen nonton Bola, tapi jangan finalnya doank ya..... :v
Hapusharus mulai nyetok nih buat nonton bola ya
BalasHapusIya nik mama Calvin, biar ga bingung lagi pas sudah jadawalnya tinggal nangkring hehe :D
Hapuswow wow ..
BalasHapuspasti uuuueeeenaaaaaaaaaaaaaaaakkkk
Mau ^^
BalasHapus