Hidup di Jakarta, kota metropolitan
yang setiap harinya sangat sibuk dan padat dengan berbagai aktifitas
masyarakatnya tentu menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Setiap beraktifitas
di luar rumah, yang mana saat di jalan sudah pasti ketemu macet, perjalanan
yang seharusnya setengah jam jadi dua jam, panas terik, debu dan berakhir
dengan letih, tentu membuat saya selalu ingin istirahat dengan baik dan
berkualitas saat sudah berada di rumah. Dan ini juga berlaku pada suami saya
yang setiap pulang kerja inginnya “merdeka” dari rasa lelah dengan menikmati
istirahat yang berkualitas di rumah.
Bicara tentang istirahat
berkualitas, tentu tidak lepas dari kondisi sekeliling kita. Terutama kondisi rumah yang nyaman untuk istirahat.
Saya punya sedikit pengalaman tentang hal ini. Saat baru menikah dan masih
berstatus “perantau baru” di Jakarta pada awal 2008 saya dan suami memutuskan
menyewa rumah di salah satu daerah Tanjung Priok dengan pertimbangan dekat dari
tempat kerja suami. Saat baru menikah, pikiran “nafsu” dan lapar mata sebagai
pengantin baru yang ingin terlihat hidup dengan baik dalam berumah tangga,
membuat saya sangat konsumtif membeli perabot ini dan itu. Padahal seiring
berjalannya waktu ternyata sebagian barang-barang tersebut tidak begitu saya
butuhkan setiap hari. Akhirnya hanya memenuhi rumah dan membuat rumah semakin
sempit.
Sofa Multi Fungsi |
Akhirnya kami memutuskan pindah
ke rumah lain yang lebih besar. Tapi seiring berjalannya waktu ternyata saya
dan suami kembali kepentok pada masalah yang sama. Merasa rumah yang kami
tinggali masih kurang besar dan terlihat suram. Dan ini berpengaruh pada mood
dan kwalitas istirahat saya dan suami setelah lelah berkatifitas.
Tapi karena lingkungannya sangat
nyaman dan hangat, saya berat hati saat diajak untuk pindah lagi mencari tempat
yang dirasa lebih besar. Saat saya curhat dengan seorang sahabat, dia malah
menyarankan saya untuk merubah suasana rumah, termasuk memereskan barang-barang
yang jarang digunakan supaya tempat tiinggal saya terasa lebih nyaman dan luas.
Saat mendengar ini, suami saya terpikir menyarankan untuk menjual beberapa
perabot yang jarang digunakan, dengan kalimat tambahan “nanti kalau sudah punya
rumah sendiri kita beli lagi yang baru” dih...sebagai Ibu Rumah Tangga yang
penuh perhitungan tentu saya tidak mau, ruginya kan banyak :D
Akhirnya saya mencoba bereksperimen
sendiri. Di mulai dengan merubah warna ruangan dengan warna yang ceria dan
terang. Selain terlihat segar, juga mempengaruhi mood untuk selalu penuh
semangat. Kemudian saya mulai memikirkan perabotan, dua kasur yang selalu
berantakan setelah di gunakan, sangat makan tempat. Akhirnya muncul ide
membuatkan sprei sarung tertutup secara terpisah, tapi di bagian pinggirnya
keduanya saya pasang resleting yang bisa dilepas dan dipasang. Jadi kalau sudah
selesai dipakai bisa dilipat. Kalau mau pakai satu bisa dilepas resletingnya
dan yang satu disimpan dengan rapi di pojok ruangan.
Selanjutnya saya memainkan
peranan dinding kosong. Pernah dengar istilah “pogo” di rumah orang Jawa? Itu
semacam rak gantung di dinding yang posisinya agak keatas kearah flapon. Banyak
orang hanya menggunakannya untuk rak buku, padahal bisa untuk segala barang.
Jadi saya menyusun rapi perabotan yang jarang dipakai seperti oven kue, kardus
mainan anak yang sudah mulai dia tinggalkan karena bosan dan sebagainya. Selanjutnya
saya mulai melirik furniture multi fungsi seperti sofa lipat, yang kalau dibuka
berubah jadi kasur. Kalau sudah bangun tidur tinggal dilipat jadi sofa lagi.
Ini beberapa yang saya terapkan
dari banyak cara yang bisa diterapkan. Sebenarnya sangat mudah membuat tempat
tinggal yang kecil menjadi nyaman dan terlkesan luas. Apalagi di era digital
seperti sekarang, tidak seperti beberapa tahun lalu informasi masi sangat
terbatas. Sekarang tinggal angkat smartphone dan searching tips dan trik di
internet. Seperti yang saya sarankan belum lama ini pada keponakan saya Criez
Rahail yang baru saja membangun rumah mungilnya. Artikel seperti yang ada di web Lamudi ini sangat bermanfaat untuknya.
Saat ini saya dan suami dalam
proses survey dan hunting rumah untuk
mengajukan KPR, dan sudah bisa dipastikan bahwa rumah yang kami cari adalah
yang sesuai kemampuan financial kami
saat ini. Dan sudah bisa dipastikan maksimal type 36. Bagi sebagian orang
mungkin ini kecil, tapi bagi saya seberapapun ukurannya, semua tergantung
kemampuan kita menatanya supaya terlihat luas dan nyaman. Dan saya tidak kwatir
lagi akan hal ini, karena sudah sejak awal tahun mengumpulkan informasi, tipsdan trik menata rumah mungil untuk menjadi nyaman dan berkwalitas dari
berbagai media terutama online. Bahkan beberapa sudah saya bookmark.
Do’akan ya teman-teman :D
Seperti ada istilah Rumahku Istanaku...harus nyaman pastinya
BalasHapusbenar mak, istana segalanya bagi kita secara pribadi, jadi harus benar-benar nyaman ;)
Hapussova lipat,pingin beli banget tapi g jadi soale pindah pulau hehehe
BalasHapusaih...jangan kelamaan belinya, bisa dilipat ini kalo pinddah, jadi ongkirnya juga rada murah ;)
Hapusdulu saya suka rumah besar, tapi sekarang lebih suka rumah minimalis, bersih2nya gampang dan gak terlalu capek *efek gak ada pembantu*
BalasHapuswah, kamu persisi kakakku mak, yang pindah ke rumah besar malah selalu mengeluh "Capek bersihin" hehe :D
HapusInsyaallah rumah impian segera terwujud, amiin :)
BalasHapusAmiin, cipok Nengnong :*)
Hapussetuju, Mak. Rumah yang penting itu isinya. Bagaimana kita menatanya, ya :)
BalasHapusToss dulu kita mak, karena sudah sependapat (y)
HapusFlapon itu plafon bukan, sih?
BalasHapusSaya doakan, semoga terwujud punya rumah yang luas dan nyaman ya, Mpoook. Hihihi
typo ta? *trus kaburr* :))
Hapustapi suwon do'anya :*)
Mertuaku pake trik pasang cermin di tembok supaya rumah kelihatan luas, Mak Icoel. Eh, kayaknya aku pengin beli sofa multifungsi juga, ah. Buat duduk-duduk sekalian bobok. :D
BalasHapusbetul mak, itu juga salah satu trik kece lo...
Hapusyukk, buru beli :D
Rumah bukan hanya sekedar tempat berteduh tetapi juga banyak aktivitas di dalamnya yang berkaitan dengan urusan rumah tangga. Ada cinta, romantisme, parenting, cooking dan aktivitas lainnya
BalasHapusSalam hangat dari Surabaya
ah, betul sekali Pakde, karena itu harys benar-benar nyaman ya, agar semua aktifitas itu bisa terakomodir dengan maksimal, terutama romantisme itu :))))
Hapussmoga lancar mak :)
BalasHapusAmiin, makasih mak :*
Hapuskunjungan perdana, salam perkenalan ya bu
BalasHapusTerima Kasih, salam kenal juga :)
Hapusemang bener yak. rumah adalah istanaku..
BalasHapuskalau rumah gk nyaman.. pasti kita juga gk bisa hidup dengan tentram..hehe
yah, rumahku memang surgaku ya hehehe
BalasHapus