Cookies Cinta buatan Ibu & Kakak |
Assalamu’alaikum sahabat Icoel
Berjalan kemana pun, terlihat
toples-toples dan kaleng kue berjajar
menggoda adalah pemandangan lumrah menjelang Lebaran. Mini market, super
market, sudut-sudut pasar tradisional, bahkan lapak dadakan yang tiba-tiba
menjamur di sepanjang jalan.
Wangi kue yang tercium dari rumah
ke rumah, adalah sesuatu yang sangat khas dan menyentuh, karena mengingatkan
kita pada satu hal “Hari kemenangan telah tiba, setelah sebulan menjalani
Ibadah puasa”
Makanan, minuman dan berbagai kue
kering menurut saya adalah ungkapan tanda cinta yang tidak mungkin dilewatkan
saat perayaan Lebaran. Itulah yang saya rasakan tentang arti berbagai makanan
ringan hingga berat yang ada di meja saat lebaran.
Dan pikiran langsung melayang ke
masa saat masih kecil dan remaja. Kakak dan Ibu saya terbiasa membuat sendiri
kue-kue lebaran, dari saya kecil hingga sekarang sudah hidup terpisah dengan
mereka. Dari yang hanya untuk dikonsumsi sendiri sampai menerima pesanan. Kakak
dan Ibu saya selalu berpendapat bahwa yang dijual itu rasanya kurang memuaskan.
Tapi sayangnya kerajinan dan ketelatenan mereka mengolah kue-kue lebaran
tersebut belum menular ke saya si pemalas ini.
Sejak menikah tidak setiap
lebaran saya bisa mudik ke rumah Ibu dan kakak di Kalimantan, karena harus
berbagi kunjungan ke kampung Ibu mertua di Jawa Timur.
Tapi seperti yang saya ungkapkan
bahwa hidangan lebaran diantaranya kue-kue kering baik yang kita beli maupun
diolah sendiri adalah salah satu “Simbol cinta”, maka saya tetap selalu bisa menikmati
kue lebaran buatan kakak dan Ibu.
Ya..., setiap lebaran saat saya
tidak mudik ke sana, kakak dan Ibu tetap mengirim sedikit dari olahan mereka
untuk saya. Padahal mereka sangat sibuk menerima pesanan tapi tak pernah lupa
untuk menyisihkan sedikit jatah untuk saya. 3-5 toples kecil kue kering terdiri
dari aneka cookies yang berbeda, ada Cookies Mente, Cookies bawang, nastar
hingga kacang goreng. Meski secara pribadi bisa membeli yang sama persis, tapi
harus saya akui perasaan saat memakannyalah yang membedakan.
Mmenikmati kue kering buatan
kakak dan Ibu akan membangkitkan kenangan masa kecil saat kami berkutat di
dapur bersama. Membagi tugas siapa yang bagian mencetak, siapa yang memanggang
hingga memasukan ke toples.
Menikmati kue kiriman Kakak dan
Ibu, terasa berbeda karena bagai obat rindu kangen kebersamaan yang tak selalu
bisa terlaksana saat lebaran karena jarak dan keadaan. Menikmati kue kiriman
kakak dan Ibu selalu membuat saya seolah melihat “cinta nyata” mereka hadir
meski tidak sedang bersama. Melalui kue yang mereka kirimkan, saya seperti
melihat perjuangan menunjukan kasih sayang mereka ke saya. saya yang sudah
menikah dan berkeluarga, tapi bagi mereka saya tetap “Adik dan putri kecil”
mereka yang akan selalu mereka cintai dengan cara yang sama dari saya masih
kecil hingga sekarang sudah dewasa.
Karena itu saya selalu menyebutnya
“Kue Cinta”.
Mohon maaf lahir dan batin Kakak
& Ibu ku tersayang, juga untuk seluruh keluargaku terci
Selamat Lebaran, Mohon Maaf Lahir
dan Batin 1436 H untuk Sahabat Icoel’s Story.
aaah...kue cintanya mirip dengna yang di rumaaah....maaf lahir batin yaaa maaak :)
BalasHapusSama-sama ya mak, ohon maaf lahir batin :)
Hapusmaaf lahir batin mak iceol, di tunggu cookiesnya ya :)
BalasHapusSama-sama mak, sinihh main, kuenya masih ada teuu :P
Hapusdibuat dengan penuh cinta pasti rasanya enak :)
BalasHapusBener mak, jauh melebihi apapun enaknya <3
Hapus