Dua anak remaja perempuan yang
masih duduk di bangku SMP itu mengayuh sepeda dengan semangat menuju ke suatu
tempat. Dengan tampilan agak lusuh karena
keringat yang membanjiri tubuh akibat terbakar teriknya matahari siang.
Wajah sumringah terpancar dari
keduanya saat sudah tiba ke tempat yang mereka tuju, perpustakaan daerah. Satu-satunya
perpustakaan besar dan lengkap yang ada di Kabupaten tempat mereka tinggal. Perpustakaan
yang menyajikan beragam bacaan umum hingga khusus. Dari koran, tabloid, majalah
anak-anak, majalah perempuan dewasa. Buku pengetahuan umum dan spesifik. Komik hingga novel beragam genre.
Dari semua deretan bacaan menarik
yang disediakan, paling penting saat itu adalah bahwa pinjam buku di
perpustakaan daerah gratis. Tidak dipungut biaya apapun dengan waktu pinjam
beragam, tergantung dari tingkat kepopuleran genre buku atau novel tersebut.
Dan kedua remaja perempuan tersebut
begitu masuk langsung menuju ke rak khusus novel yang sebenarnya bergenre deawasa di
bagian depan. Ya, dalam lemari tersebut berderet novel karya penulis Indonesia yang
cukup populer saat itu, salah satunya adalah Mira W.
Hem...dua anak remaja itu mulai
suka dan mengenal karya Mira W sejak SMP, dan sejak itu mereka berdua
benar-benar menjadi penggemar berat karya-karya penulis legendaris ini. Dan dua
remaja usia belasan tahun itu saya dan sahabat saya Mariana Kurung pada era
96-97.
Saya & Mariana, menyukai Karya ini dari jaman kurus sampe cubby :D |
****
Beberapa tahun berselang, di tengah terik matahari kota yang sama, Pelaihari
dua anak remaja SMA turun dari atas motor. Mereka masuk ke perpustakaan yang
sama dan melakukan hal yang sama, langsung menuju rak buku depan. Tempat dijejernya
novel karya pengarang Indonesia ternama saat itu. Koleksi di rak depan tersebut semakin banyak isi dan
ragamnya. Termasuk karya Mira W, semakin bayak koleksi yang dimiliki
perpustakaan tersebut.
Dua remaja ini adalah saya dan
sahabat saya Nessia Sitoresmi. Setelah SMA saya tidak satu sekolah dengan
Mariana, jadi kalau istirahat tidak bisa pergi bareng ke perpustakaan. Tapi
saya menemukan soulmate baru dalam dunia pernovelan terkhusus karya Mira W. Tapi
karena Mariana rumahnya di sebelah rumah saya, terkadang saya pinjam dua kali. Jadi peminjaman periode kedua biasanya untuk Mariana. Anak satu ini
memang pemalas bikin kartu sendiri.
Dengan Nessi yang terbilang orang
tuanya berpunya, hobi ini berlanjut dengan berburu langsung ke toko buku
terbesar Indonesia yang di daerah Kalimantan Selatan saat itu hanya ada
satu-satunya di Banjarmasin. Setiap ke Banjarmasin baik sendiri dengan
keluarganya atau dengan saya dan teman-teman lain, tak lupa Nessi selalu
berburu judul-judul terbaru yang belum
ada di perpustakaan daerah saat itu.
Saat saya SMA karya Mira W
semakin ngehits dengan diangkatnya
beberapa karyanya ke layar kaca. Meski sebenarnya sudah banyak juga yang
diangkat ke layar lebar. Dan yang paling fenomenal tentu saja sinetron 20
episode berjudul Cinta yang diperankan Desy Ratnasari, Primus Yustisio dan
Attalarik Syah. Diangkat dari novel Seandainya Aku Boleh Memilih sinetron
tersebut benar-benar booming. Bahkan sampai model rambut Desy di sinetron tersebut
menjadi tren di mana-mana, saking populernya sinetron Cinta. Soundrack yang
dinyanyikan Titi DJ untuk sinetron ini juga jadi sangat populer pula.
Mira W, bagi saya adalah sebuah
karya berjuta cerita. Karya fenomenal yang abadi tak rapuh oleh usia. Setiap
melihat novel Mira W saya seolah kembali melihat sebagian slide-slide masa remaja saya, masa SMP sampai SMA. Masa di mana
saya mulai semakin menyukai membaca, terutama novel-novel romance karyanya.
Karyanya yang tidak biasa, bisa dibilang berat tapi sangat ringan untuk
dipahami dan diresapi sehingga mudah merasuk sangat dalam ke pikiran dan
imajinasi.
Bahkan saya masih bisa mengingat
beberapa karyanya yang membuat saya sanggup menitikan air mata. Salah satunya adalah
kisah sedih Arini yang dikhianati oleh suami dan sahabatnya sendiri dalam
serial Masih Ada Kereta yang Akan Lewat
dan Biarkan Kereta Itu Lewat, Arini.
Kini 2015, hampir 20 tahun
berlalu dari masa remaja saya, Mira W masuk ke masa 40 tahun berkarya saya
masih merasakan kekuatan daya tariknya untuk memaksa saya terus membaca setiap
untaian kata yang tertuang dalam novel karyanya. Bahkan di era sosial media saya jadi tahu banyak
yang mengalami keterikatan yang sama dari para sahabat-sahabat saya yang lain
pada karyanya melalui sharing yang mereka lakukan.
Dan bagi saya Mira W adalah salah
satu bagian pembentuk kenangan indah masa remaja saya. Bagian indah perekat
sebagian persahabatan saya. Bagian indah masa saya mengenal novel-novel romance
yang menjadi favorite saya. Meski
bisa dibilang saya jadi remaja yang dewasa sebelum waktunya karena
novel-novelnya :D
Dan saya sangat iri berat pada Mak Cerita Eka yang bisa hadir di acara jumpa fans perayaan 40 tahun Miwa W
berkarya minggu lalu, sedang saya garuk-garuk dinding rumah karena tidak bisa
pergi. Novelis yang benar-benar ingin saya temui sejak remaja, karena
karya-karyanya yang mampu mebius saya. Semoga ada sesi kedua ya!
Saya belom pnh baca buku mira w. Tp seingat sy ada bbrp yg di film kan atau di sinetron kan gitu ya.. jd serasa ga asing buat saya.. secara umur karir mira w 10 taun lebih tua di atas usia saya.. hihihi.. nice info mba
BalasHapusSaya juga suka baca buku karya Mira W, Mak.. sukaa dengan gaya ceritanya. :)
BalasHapushai mbak sumarti saelan..
BalasHapusisinya menarik.
tapi saya lihat juga masih ada salah ketik/salah eja.
oia.. hendak bertanya
apakah mbak sumarti juga meminjam buku di perpustakaan daerah? agak penasaran aja sih
Saya suka sekali baca novel Mira W. Karyanya itu bisa dibilang abadi. Bisa masuk ke segala jaman.
BalasHapusPerasaan dulu ada beberapa sinetron yang diadaptasi dari novel Mira W, bukan cuma Sinetron Cinta
Buat aku, Mira W adalah seorang pendongeng cerita-cerita romance yang nggak ada dua. ceritanya beragam walaupun berkutat di dunia kedokteran terus.
BalasHapusKEB buat event bareng Mak sama Mira W, aku pastiiii datang hehe
BalasHapusMira W itu pilihan diksi dan alurnya bener2 susah ditebak :)
BalasHapus--bukanbocahbiasa--
Saya juga ngiri nggak bisa bertemu beliau, jauhnyaa, mesti naik kereta api...
BalasHapusInget bgt dl wktu kecil nonton sinetron dari novelnya Mira W hihihiii
BalasHapusSmg ada Mira W Mira W lagi ya mak di tahun yg akan dtg