Entah ya, ini anak siapa hahahaha :)) |
Masih tentang jalan-jalan ke
Bromo. Tapi kali ini saya mau sedikit cerita tentang duo krucil yang ikut serta
trip ke Bromo, Alisha dan Rafa.
Sebelum berangkat ke Bromo
sebenarnya kami emak & bapaknya, juga Kris emaknya Rafa sempat terbersit
rasa kuatir dengan dua bocah gasing ini. Kuatir dengan kondisi fisiknya, kuatir
kesehatannya. Secara yang tua aja rasanya badan kaya hampir mau roboh. Kalau sudah
begini baru deh ingat angka umur *ngakak kece*.
Kenapa kuatir banget? Sebelum ke
Bromo, Alisha sudah saya geret ke sana sini. Dari Jakarta ke Jawa Timur yang
perjalanannya luar biasa menguji fisik, silaturahim menempuh perjalanan dari
Bojonegoto, Ngawi, Sragen dengan motoran saja. Sedangkan Rafa sendiri baru
sembuh dari sakit saat digeret emaknya ke Bromo.
Kontras banget sama emaknya yang masih kedinginan, meski sudah agak siang :D |
Jadi sebelum pergi kami
benar-benar menyiapkan dengan seksama semua keperluan dua bocah ini. Seperti makanan
dan minumannya, pakaian hangat dari ujung rambut hingga kaki, minyak kayu
putih, sampai cemilan saja kami batasi apa yang boleh dan tidak sebelum perjalanan
ke Bromo.
Dan bagaimana kelanjutan kisah
dua bocah ini setelah sampai di Bromo? Luar biasa, kekuatiran kami berangsur
menghilang sirna melihat tingkah keduanya. Mulai sejak malam menjelang subuh
yang diselimuti dingin menggigit tulang, Alisha dan Rafa tidak begitu
terpengaruh. Saat dalam Jib dan menempuh perjalanan dua jam, mereka sempat
tidur sebentar.
Begitu sampai di kaki Seruni,
mereka mulai unjuk gigi. Dari naik kuda hahahihi, lari-larian penuh semangat
saat mendaki ke puncak yang lumayan curam. Sesekali bilang capek sih pasti,
sampai si Rafa harus digendong sebentar sama mas guidenya. Selebihnya
semua benar-benar luar biasa aman.
Saking amannya, kami harus
membiarkan mereka anteng bermain pasir di pucak Seruni. Ya, saat saya
berdesakan berebut spot terbaik untuk mengambil foto matahari terbit, mereka
anteng mengaduk pasir dengan tangan mereka.
Di mana ada pasir, di situ ada keceriaan :)) |
Saat turun ke Bukit Batok dan
Pasir berbisik, kedua bocah kembali unjuk gigi dengan cueknya. Saat kami masih
kedinginan, mereka melepas syal, jaket dan sarung tangan. Melihat hamparan
pasir seperti melihat play ground terasyik yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Berlarian sana sini, tanpa syal,
tanpa jaket
dan blazer, tanpa sarung tangan, bahkan nyeker. Duh ya, nurun siapa ini
anak dua *tutup muka emak-emaknya*.
Membuat asap debu dengan
berlarian di hamparan pasir sambil tertawa riang. Tanpa terlihat lelah sedikit
pun.
Jujur kalau ditanya tipsnya apa,
saya juga bingung jawabnya. Karena saya bukan type emak yang sanggup detail
banget menyiapkan banyak hal. Ingatnya yang standart-standart saja. Seperti
cukup makan, cukup istirahat. Meski terkadang susah, karena anaknya jarang mau
tidur siang, malam suka tidur larut. Jadi biasanya Bapaknya yang rajin memijat
ringan saat Alisha tidur.
Kalau ingat perjalanan Alisha
ngetrip jarak jauh, saya pikir ini juga salah satu faktor pendukung. Pertama kali
saya ajak wara-wiri jarak jauh saat usianya baru 4 bulan. Lebaran 2009, Jakarta
jawa Timur, Alisha bayi sudah saya gembol ke sana-sini. Naik turun kereta yang
padat, sepeda motoran dari Tulungagung, Bojonegoro sampai Surabaya. Pulang jalan,
cukup kami pijatkan ke nenek pijat kampung. Saat berusia satu tahun, saya bawa
ke Kalimantan Selatan. Lebaran 2011 saat masih dua tahun, saya ajak ngetrip dari
Jakarta, Borobudur sampai Madura. Dan itu tidak dengan fasilitas firt class. Maklum
ya, kami dompetnya tipis hahaha.
Naik turun bis ekonomi, kereta
ekonomi, eh pernah naik kereta bisnis juga ding. Semoga suatu saat bisa naik
eksekutif ya Sha. Pesawat, kapal laut juga sudah pernah. Kapal laut dari yang
besar dan enak, sampai yang keletekan bikin perut mual juga sudah. Dan Emak dan
bapaknya mabok, Alisha tetap full power petakilan.
Kalau Rafa, memang Kris yang
sangat detail dan pprotektif. Apalagi dia sangat menyadari anak cowok semata
wayangnya ini mudah sakit. Jadi memang harus sangat protektif dan detail.
Kapan-kapan saya rincikan detailnya Kris ya, karena dia masih belum ngeblog.
Alisha dan Rafa, sehat terus ya. Semoga
suatu saat bisa menjelajah ke tempat lain lagi bersama-sama.
Meski udaranya dingin anak-anaknya tetap semangar bermain :D
BalasHapuswah anak2 hebaattt!jdi jln2 juga seru ya mak klo anaknya hepi,klo sy blm berani ajak syafieq ke tempat jauh nih,anaknya bosenan,dikit2 ngajak plg,hi hi...
BalasHapusaaaah hebat niih..pada semangaaat jalan-jalan..aku jadi pengen ke Bromo mak :)
BalasHapuswaaah kakak adik bener-bener bersenang-senang yaaa....
BalasHapusKadang kita bis terkejut sama fisiknya anak kecil :p Dulu pas mendaki ke puncak Bromo aku bareng sepupu umur 5 tahun. Aku ngos-ngosan dia kuat banget :P Hahaha
BalasHapusAku belum pernah ke Bromo nih. Jadi kepengen
BalasHapusPingin deh bawa trio krucils ke Bromo, ayahnya sdh ada niat tahun ini ke Malang dan sekalian ke Bromo. Tapi emaknya masih ketar ketir, mereka kuat gak yaa. apalagi klo mau ngejar sunset dan sejenisnya kan harus tengah malem jalan ...
BalasHapusTapi kelaitannya Alisha n Rafa enjoyy aja yaaa
seru yaa trip sama keluargaa :D untung ga rewel yaa anakanaknya :)
BalasHapuswah..ke Bromo..aku belum pernah ke Bromo mak seumur hidup hehehehe T_T
BalasHapusanak-anak senang sekali
BalasHapushahaha... sampai di pinggir jalan maen pasirnya. bawa pulang bunda pasirnya. biar bisa maen di rumah
BalasHapuspengen banget bawa boyz ke bromo. ya itu takut si bungsu belum kuat
BalasHapushehheee,,, krucil2mu itu lucu2 ya. gemes.
BalasHapusmereka kynya asik2 aja tuh diajak jalan jauh.
aahhh..iccaaa ga ajak2 niiy tripnya padahal kan pengen ngedora jugaaa :)
BalasHapusHahahah :D kasian
Hapuswah anak2 hebaattt!jdi jln2 juga seru ya mak klo anaknya hepi,klo sy blm berani ajak syafieq ke tempat jauh nih,anaknya bosenan,dikit2 ngajak plg,hi hi...
BalasHapus