Festival Kuliner dan Budaya Gelar Cita Rasa Solo 2015 |
Bersyukur, meski Jakarta
dikeluhkan banyak orang sebagai kota
padat, semerawut dan keluhan-keluhan tak enak lainnya tapi masih banyak hal
menyenangkan dan kemudahan yang bisa dinikmati. Untuk perantau seperti saya, salah
satunya kemudahan menikmati menu-menu daerah asal keluarga saya, Jawa Timur.
Kenapa hal ini penting? Menikmati menu favorite dari daerah asal, yang sudah pasti sering dibuat orang tua adalah obat kangen ke keluarga. Tapi karena tidak begitu ahli memasak, hanya bisa masakan sederhana dan tidak rumit maka jalan terbaik adalah beli :P
Nasi Langi Kuning alias tumpeng mini yang bisa dinikmati di Dapur Solo :) |
Salah satu resto masakan Jawa
yang cukup populer dan favorite di Jakarta adalah Dapur Solo Ny. Swan yang
berdiri sejak 1988. Dapur Solo Ny. Swan menyajikan masakan khas Jawa terutama
Solo.
Tapi saya dari Jawa Timur,
bagaimana soal rasa? Soal rasa dan selera menurut saya yang namanya masakan
Jawa entah itu Jawa Timur atau Solo, Jawa Tengah bagi perantau seperti saya dan
keluarga sudah tidak ada bedanya lagi.
Meski namanya "Dapur Solo" tapi juga menyediakan masakan Sunda lo, ini Nasi timbel Sunda |
Sebelumnya keluarga saya juga
perantau di Kalimantan, jadi soal masakan sudah tidak ada lagi kami
mengelompokannya menjadi masakan Jawa Timur atau Tengah. Ibu saya kalau masak
ya Sayur Asem Jawa, Ayam goreng Jawa dan menurut saya perbedaan rasa tidak
terlalu mencolok.
Kembali tentang Dapur Solo Ny.
Swan sebagai salah satu restaurant yang menyajikan masakan khas Jawa terutama
Solo dan menjadi salah satu restaurant
yang layak diapresiasi karena juga menjadi salah satu sarana pelestarian resep
tradisional untuk diperkenalkan pada dunia, ternyata tidak hanya menyediakan
menu Jawa lo. Dapur Solo juga menyajikan menu khas Sunda, seperti Nasi Timbel
Sunda.
Es Kunyit Asam yang seger banget :) |
Berbagai minuman tradisional,
mulai gula asam, es campur Solo hingga kunyit asam yang bisa dinikmati dalam
segala suasana. Menemani gurih dan nikmatnya menu-menu tradisional Jawa
khususnya Solo.
Yang paling menyenangkan saat
masuk Dapur Solo, selain tentang rasa dan menu dari resep tradsional adalah
suasananya yang Jawa banget. Bagi perantau seperti saya yang setiap hari
ngobrol dengan logat dan bahasa campur-campur, akan terasa tersentuh saat
mendengar mbak kasir dan pegawai lainnya yang terlihat sangat anggun dengan
seragam kebayanya saling panggil “Nduk, iki mejo nomer sekian” duh, langsung
melow ingat Emak L
Gelar Cita Rasa Solo 2015
Festival Gelar Cita Rasa Solo 2015 di Dapur Solo Sunter |
Tapi dari semua tentang rasa, tentang
menu obat kangen, yang paling penting adalah tentang Komitmen Dapur Solo Ny.
Swan menyelenggarakan acara tahunan bertema Kuliner dan Budaya Jawa yang tahun
ini memasuki tahun ke tiga, Gelar Cita Rasa Solo (GCRS) 2015.
Tahun ini acara diselenggarakan
di halaman Dapur Solo Sunter Jakarta Utara pada 11-13 Desember 2015.
Ada workshop membatik juga di GCRS 2015 |
GCRS sendiri hadir berawal dari kerinduan Ny. Swan akan budaya
Jawa khususnya kuliner. Dan kehadiran GCRS diharapakan mampu memperkenalkan
kepada masyarakat lebih luas lagi tentang kenikmatan dan keragaman kuliner dalam negeri. Agar masyarakat lebih mencintai
kuliner dalam negeri. Sehingga di mana pun berada suatu saat akan tetap
berfikir kembali ke Indonesia karena rindu rasa.
Coba, siapa yang masih sering
menikmati Tumpang Letokdi Jakarta? Atau justru malah tidak tahu apa sih Tumpang
Letok? :D
Menu di GCRS 2015 yang jarang kita jumpai, apalagi memasaknya sendiri :P |
Melalui GCRS, diharapkan juga
dapat menginspirasi banyak pihak pelaku usaha kuliner lebih mengutamakan
penggunaan bahan lokal. Menggali, menjaga sejarah dan cerita dibalik sebuah
makanan dan minuman tradisional untuk terus memperkenalkannya ke masyarakat.
Meningkatkan kecintaan pada kuliner dalam negeri.
Tidak hanya menu Solo & Jawa kok, ini ada Kerak Telor juga di GCRS 2015 |
Mendorong terbentuknya kerjasama
selaras dan sejalan antara pemerintah, pengusaha dan pentani serta semua pihak
lainnya untuk mendukung maju dan makin mendunianya masakan tradisional dalam
negeri.
Di GCRS 2015 kali ini
menghadirkan 30 tenant lokal, baik jajanan hingga kerajinan tangan yang
terkadang hanya bisa kita temui di daerah asalnya saja. Selain bazar kilner dan
kerajinan tangan juga ada suguhan tarian daerah, alat musik tradisional,
workshop membuat tumpeng unik dan membatik.
Kebetulan saya hadir pada hari
terkahir, minggu 13 Desember 2015. Saat itu workshop yang berlangsung adalah
membatik.
Sampai ketemu di GCRS 2016
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^