“Kamu tinggal di mana? DI Priok? Hah…di Warakas?”“Ya ampun, Warakas yang sebelahan sama Kampung Bahari?”“Waah…tangguh orang tinggal di sana itu, preman, kontainer, panas, ya begitulah”
Dan berbagai tanggapan negatif yang sering saya terima saat menjadi warga Warakas yang berada di Tanjung Priok. Belum kalau pulang malam dan pesan ojek online, susah dapatnya. Pernah hampir dua jam mencari dan menunggu, baru dapat. Setelahnya, bersiaplah mendengar curhat abangnya selama di jalan tentang kenapa sulitnya arah Warakas diterima orderannya kalau malam oleh mereka.
Tapi bagaimana sih sebenarnya kondisi Warakas sendiri setelah saya tinggal di sana sekian tahun karena suami bekerja di Pelabuhan Tanjung Priok, bahkan sampai sekarang masih ber-KTP Warakas RW 14, meski sudah pindah dari sana beberapa tahun belakangan.
Pertama kali pasti ada sedikit rasa terkejutnya, karena sebelumnya tinggal di Jakarta Timur yang masih sangat sejuk, banyak pohon dan lingkungan masyarakatnya yang pasti sangat berbeda jauh dengan di Warakas. Salah satunya terbiasa melihat karakter keras mayoritas personal masyarakatnya.
Saya tidak akan menutup mata bahwa di Warakas akan terbiasa mendengar anak-anak sampai orang tua bicara keras dengan dibumbui kata dan kalimat kasar yang aduhai. Dan jujur saya sangat berjuang keras untuk terus mengingatkan anak saya sendiri agar tidak terbawa kebiasaan ini.
Soal kebersihan lingkungan juga jangan ditanya deh bagaimana dulu awal kami menginjakan kaki di sana. Tapi secara umum ya tetap merasa bersyukur, karena masih dapat harga kontrakan murah, memiliki tuan rumah dan tetangga yang sangat baik. Akses ke mana-mana mudah dan tidak terlalu jauh.
Selamat datang di KBA Warakas 02 yang gerbangnya terbuat dari ecobrik buatan Ibu-ibu Kader |
Memang harus diakui bahwa masih banyak masyarakat yang hidup di bawah rata-rata dari segi ekonomi. Hidup dari hari ke hari, bahkan masih banyak juga yang dalam kondisi "Besok makan apa?".
Kondisi inilah yang membuat warga Warakas mayoritas secara umum sering mendapat jatah bantuan dari pemerintah dan berbagai lembaga swasta lain, salah satunya dari Astra.
Ya, obrolan dengan topik Astra di tengah masyarakat Tanjung Priok, terutama Warakas cukup wow untuk saya saat masih baru-baru tinggal di Warakas.
Head Office PT Astra International Tbk yang berada di Sungai Bambu Tanjung Priok dan bahasa tongkrongannya "Sekedipan mata dari Warakas" tentu jadi topik dan bahasan yang lazim bagi masyarakat setempat.
Akan terbiasa mendengar orang tua atau anak SMK, orang dewasa melontarkan kalimat harapan masa depan terkait dengan Astra.
"Pengennya magang di Astra nanti pas waktunya magang”"Maunya habis lulus ngelamar kerja di Astra", "Semoga bisa keterima di Astra nanti kerjanya""Oh dia mah enak kerja di Astra, udah aja mamak bapaknya tinggal disuruh duduk sama dia".
Bahkan salah satu rekan kerja suami, saat ini dengan bangga menceritakan bagaimana Putranya menjadi karyawan tetap Astra dan menjadi penyokong utama orang tuanya.
Sama halnya dengan obrolan tentang beasiswa Astra, dari sebelum anak memasuki usia sekolah, sampai TK dan SD, saya terbiasa mendengar obrolan tetangga dan orang tua murid lain bahwa selain dari pemerintah, anak mereka juga menerima Beasiswa Astra. Selalu jadi harapan dan keinginan mayoritas orang tua, agar putra putrinya lolos seleksi Beasiswa Astra
Lazim juga mendengar beberapa tetangga dan orang tua murid curhat "Lumayan banget Sum kalau dapatnya dari Astra".
Tapi meski tinggal sekian tahun di Warakas, sering mendengar obrolan tentang Astra, ternyata saya masih kurang update juga. Harap maklum, saya bukan ibu-ibu gaul, lingkungan duduk dan ngobrol benar-benar hanya satu gang tempat saya tinggal saja. Dan waktunya lebih banyak di depan laptop saat di rumah.
Jadi baru update Warakas RW 02 adalah Kampung Berseri Astra atau biasa disebut KBA Warakas 02 secara nyata dan melihat langsung empat tahun lalu, karena memang ingin ikut lomba Anugerah Pewarta Astra SATU Indonesia. Tapi di waktu kurang pas, sehingga tidak ketemu dengan perwakilan yang bisa diajak ngobrol. Akhirnya gagal ikut lombanya, karena kendala waktu yang tidak bisa lagi meluangkan untuk datang kembali ke RW 02.
Hingga akhirnya tahun ini, saya kembali mengunjungi Kampung Berseri Astra Warakas 02 dan bertemu dengan Sekretaris PKK RW 02, Ibu Wawa dan Kader PKK Warakas RW 02, Ibu Mujiatmi,Yang berarti juga, penggerak, pelaksana dan penanggung jawab bersama Program KBA Warakas 02
Beruntung sekali, karena beliau berdua adalah pengurus atau Kader PKK yang sudah menjalani tugasnya selama kurang lebih 20 tahun. Jadi sangat lancar menceritakan tentang Warakas RW 02 menjadi KBA Warakas 02 sejak awal terpilih.
Berawal dari terpilih sebagai Pemenang lomba Posyandu Terbaik, akhirnya Warakas RW 02 menjadi Kampung yang mendapat pendampingan Astra untuk bertumbuh menjadi salah satu Kampung Berseri Astra yang sangat produktif dan kreatif. Bahkan akhirnya membuka banyak peluang lain bagi Ibu-ibu Kader. Hingga memberikan dampak positif dalam segala aspek kehidupan mereka khususnya dan Warga Warakas RW 02 secara umum tentunya.
Astra memberikan pelatihan untuk Kader Posyandu, memberikan dukungan renovasi Balai RW lantai 1, sehingga di masa depan warga secara swadaya lebih mudah meneruskan pembangunan Lantai 2.
Hal paling menarik dari PKK RW 02 Warakas adalah kadernya yang dilibatkan dalam kepengurusan KBA Warakas 02, semua Ibu-ibu. Pemberdayaan Perempuan Ibu-ibu warga RW 02 Warakas.
Para Ibu-ibu Kader PKK mendapat pendapingan. pelatihan dan support Astra SATU Indonesia dengan berpedoman pada 4 Pilar Astra SATU Indonesia.
Pilar Lingkungan
Astra memberikan pelatihan bagaimana mengelola sampah, dalam jangka panjang berdampak terjaganya keindahan dan kelestarian lingkungan, selain tentu saja menghasilkan pemasukan tambahan.
Bertempat di Balai RW yang menjadikan pusat kegiatan PKK dan KBA, tersedia penampung dan gudang sampah setoran warga, disebut juga Bank Sampah, yang disupport timbangan oleh Astra SATU Indonesia.
Hasil timbangan dan penjualannya dimasukan dalam bentuk tabungan yang bisa diambil kapan saja. Ada yang diambil untuk biaya kegiatan anak sekolah, ada yang diambil lebaran dan kebutuhan lainnya.
Ibu Mujiatmi dan Ibu Wawa menunjukan Buku Tabungan Bank Sampah KBA |
Anak-anak Warga Warakas RW 02 yang mendapat beasiswa Astra berdasarkan seleksi Pengurus KBA, diwajibkan menjadi nasabah Bank Sampah KBA Warakas RW 02.
Untuk kader, setiap bulan wajib setor dua buah ecobrick. Hasil karya warga sudah terpampang menjadi Gapura KBA Warakas RW 02.
Berawal dari pendampingan dan pelatihan Astra dalam bentuk support KBA, kini Ibu-ibu kader berkembang dan ahli dalam mengolah sampah basah menjadi pupuk, sampah kering menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan. Kreatif dan produktif dengan pengetahuan memproses ekoenzim, dan kegiatan pelestarian lingkungan lainnya.
Perlengkapan tes kesehatan lansia dukungan Astra |
Pilar kesehatan
Selain support peralatan posyandu lengkap, yang paling penting semua kader PKK yang juga Kader Posyandu Warakas RW 02 juga menjadi Kader Avicenna. Yaitu kader kesehatan dari masyarakat binaan Astra yang bertugas sebagai agen-agen penggerak kemajuan bidang kesehatan. Jadi Kader Posyandu KBA Warakas RW 02 adalah kader terlatih dan tersertifikasi binaan Astra.
Ibu Wawa, Sekretris PKK Warakas RW 02, Kader Aviccena, Kader Posyandu lulus Uji Kompetensi Astra menunjukan Perlengkapan Posyandu support Astra |
Bahkan narsum saya, Bu Wawa adalah salah satu kader Posyandu yang lulus Uji Kompetensi dari Astra Se-Jabodetabek dan sudah ikut melaksanakan assessment bersama Astra. Luar biasa, meski usia sudah tak bisa dibilang muda, tapi semangat belajar dan berkembangnya layak diacungi jempol Bu Wawa. Dan beliau dengan senyum sumringah menjawab "Alhamdulillah, berkat pendampingan Astra" saat saya melontarkan pujian.
Ruangan BKB PAUD dengan perlengkapan dukungan Astra |
Pilar Pendidikan
Mendapat support renovasi Balai RW dan juga sebagian ruangan digunakan untuk PAUD, termasuk juga perlengkapan belajar sudah pasti sangat mendukung untuk perkembangan anak usia dini Warga Warakas RW 02. Dan dari penjelasan Bu Wawa, pengajar juga mendapat pelatihan dari Astra. Dan tak lupa, beasiswa Astra untuk anak tidak mampu dari Warga Warakas RW 02. Untuk seleksi dan verifikasi beasiswa Astra dilakukan oleh Kader PKK.
Support program UP2K dari Astra dalm bentuk peralatan kewirausahaan |
Pilar Kewirausahaan
Kader PKK mengajukan proposal dan mendapat support alat pembuat wornas alias wortel nanas, yaitu minuman sari wortel dan nanas yang dikemas dalam botol untuk dijual. Hasilnya ditabung dan digunakan untuk keperluan bersama anggota.
Bingkisan untuk saya, wornas alias wortel nanas hasil produksi Ibu-ibu Kader KBA Warakas 02 |
Ibu-ibu Warakas RW 02 dan usia tidak muda lagi bisa apa? Mereka bisa bikin proposal bisnis lo, dan menjalankan usaha bersama untuk kemajuan bersama, untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Ibu-ibu juga mendapat pelatihan membuat dan menanam dengan metode hidroponik. Yang tentunya bisa hemat biaya beli sayur kan :)
Sungguh, sekian tahun tinggal di Warakas, kisah Ibu-ibu KBA Warakas RW 02 ini menurut saya sangat menakjubkan, Ibu-ibu pintar, kreatif dan penuh semangat. Bahkan menurut Bu Wawa semua kegiatan KBA dilakukan oleh Ibu-ibu Kader PKK. Dari pemilahan Bank Sampah, pengolahan sampah, guru PAUD, Posyandu sampai mengelola tanaman hidroponik.
Kebersamaan dan kerjasama mereka sangat luar biasa, bahkan terorganisasi dengan rapi dan disiplin. Di mana mereka juga memiliki jadwal piket kebersihan Balai RW dan piket Bank Sampah. Menurut Bu Wawa semua gercep dan semangat setiap dibagi tugas.
Dan di dalamnya terdapat peran besar Astra dalam program Astra SATU Indonesia.
Saya sangat berharap di masa depan akan bertambah RW di Warakas yang mendapat pendampingan dan menjadi KBA. Yang tentunya berharap sama seperti RW 02, semua dikelola oleh Ibu-ibu. Agar tertular dan terinspirasi menjadi produktif, kreatif dan sejahtera. Karena saya salah satu saksi masih banyak Ibu-ibu yang belum produktif di beberapa sisi Warakas yang lain.
Karena Ibu adalah salah satu tonggak kemajuan sebuah bangsa. Ibu yang pintar, produktif dan kreatif, pasti juga akan menghasilkan keluarga sejahtera dan bahagia.
Agar di masa depan saat cerita atau menulis kisah di blog bahwa saya pernah tinggal di Warakas Tanjung Priok satu dekade lamanya, masih ber-KTP Warakas dan mendapat tanggapan "Wow…" yang menjurus negatif, saya bisa menjelaskan dengan rasa bangga bahwa "Hei say…kalian harus tahu, di Tanjung Priok tidak hanya ada kontainer, macet, debu dan panas, tapi juga ada Astra dan KBA-nya. Dan puluhan ribu KK yang bangga akan keberadaannya, karena merasakan langsung dampaknya"
Semoga ya, di masa depan ini akan menjadi kenyataan. Bahkan saya salah satu yang bersedia terlibat di dalamnya, apabila memang mendapat kesempatan untuk ambil bagian.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan komentar ^_^